Dia juga menyerukan kepada para pendukungnya agar mengedepankan politik beradab dan beretika.
Sebab, pilkada ini pesta rakyat. Karena ini pesta rakyat maka harus disyukuri dengan riang gembira.
“Jangan menebar hoax dan isu-isu yang dapat menyebabkan perpecahandi Media Sosial, sekali pun saya dibenci oleh lawan politik,” pintanya.
Tak hanya itu, David juga berharap para simpatisannya tidak membuat gaduh di media sosial.
“Kita harus sabar dan tetap tenang demi Sumba Timur yang kita cintai,” pesannya.
Dalam politik, suka dan tidak suka itu sesuatu yang pasti. Jika ingin terus bermain dalam kolam politik maka harus mampu menerima setiap ketidaksukaan orang lain terhadap setiap apapun yang dilakukan.
Bahkan rasa tidak suka yang telah berbuah kebencianpun harus bisa diterima sebagai resiko dalam berpolitik.
Bagi pria yang akrab disapa DMW ini, kebencian orang lain harus dimanfaatkan sebagai cemeti untuk memberikan yang terbaik bagi sesama.
Sebab, hanya dengan kerja keras dan penuh kasihlah yang akan mengalahkan setiap hal buruk yang dirancang orang untuk menjatuhkan kita.
Sejak DMW mendeclear bertarung di pilbup Sumba Timur, irisan ketidaksukaan bertumbuh lalu berbuah kebencian.
Akan tetapi, dia tidak menggubrisnya. Ibarat anjing menggonggong, kafilah berlalu. David Medo Wadu tetap melaju kencang.
Sebab, pola serangan fitnah hampir seirama. Bahkan, sudah mendeteksi siapa master mindnya.
“Semua by design. Dan ada actor maupun sutradara lapangannya kita susah tau,” ucap David.
Bagi kelompok pembenci maka apapun yang dilakukan, baik sebagai Wakil Bupati maupun sebagai pribadi, semuanya tidak benar.
Mereka akan membuat narasi untuk mereduksi setiap hal positif yang dilakukannya.
Bukan hanya dalam tataran pelayanan dan kebijakan publik tapi serangan-serangan kebencian bahkan menusuk hingga ranah privasinya.
Namun lagi-lagi, DMW terus melangkah pasti.
Sebab, dalam dunia digital saat ini, tak ada yang mampu menahan laju kebencian orang lewat berbagai kata yang terlontar melalui Media Sosial.
“Cercaan dan makian di Medsos seperti Facebook adalah makanan sehari-hari. Bahkan ada yang membuat akun palsu di FB hanya untuk mencerca DMW. Hal ini membuat saya semakin kokoh dan Tangguh menghadapi dinamika politik yang ada di Sumba Timur tercinta ini,” jelasnya.
Sekali layar terkembang pantang surut kebelakang. Karenanya, setiap fitnahan dan cacian tidak membuatnya menahan langkahnya maju ke pilbub Sumba Timur sehingga melayani masyarakat dengan senang hati.
“Setiap hinaan dan kebencian tidak akan mematahkan semangat juangsaya untuk maju jadi Bupati Sumba Timur untuk membawa perubahan yang sesungguhnya,” tutupnya.
Albergatti, Editor Berita Moneter
Komentari tentang post ini