“Dan menentukan pilihan politik pada masa-masa akhir hari pemilihan. Hal ini yang menjadikan partai politik harus pintar-pintar meraih mereka menjadi pemilihnya dalam pemilu, dan dalam konteks ini strategi mendapatkan pemilih muda harus dipikirkan serius,” ungkap Puput.
Puput menambahkan, selain bermain media sosial ada hal lain yang bisa dilakukan.
“Caranya tentu bisa bermacam-macam, mulai dari membawa kader-kader muda partai menjadi lebih aktif dan muncul ke ruang publik, misalnya menjadikan kader partai muda menjadi caleg, pengurus strategis partai, juru kampanye dan lainnya,” kata Puput.
Kader muda juga membawa program-program partai yang pro anak muda, pro perubahan.
“Misalnya partai memikirkan tentang upaya meningkatkan kewirausahaan dan industri kreatif yg banyak dijalankan oleh anak muda dan partai juga harus lebih inovatif mengemas cara kampanye yang melek digital, dimana banyak anak muda kemudian mengaksesnya,” tandas Puput.***
Komentari tentang post ini