Sungguh! Kami hendak mempertahankan hidup dengan kerja keras dan makan dari keringat sendiri. Dan banyak masyarakat yang berikhtiar seperti itu. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana mungkin kami yang bekerja keras sementara orang lain yang menikmati dengan cara-cara kurang ajar? Karenanya ancaman Bapak kepada pencuri tersebut kami anggap sebagai kelegaan. Ternyata hanya merupakan omong kosong kaum cerdik pandai atau yang Berhard Russel sebut sebagai intellectual rubbish.
Tabiat mencuri di tengah masyarakat sudah ada sejak saya masih kecil dan ini sangat mengganggu ketenangan batin, membunuh semangat juang atau jiwa kerja keras, bahkan nyawa masyarakat. Bagaimana mungkin, setelah bekerja keras sepanjang hari di ladang atau atau sawah yang belum karuan akan berhasil, lalu pada malam hari harus berjaga sepanjang malam agar yang diperjuangkan pada siang hari tidak dicuri atau pindah ke tangan orang lain? Ini benar-benar wow!!
Pak Gubernur, gertakan Bapak tersebut mengingatkan kami untuk menuntut keamanan dan kenyamanan dalam bekerja. Kami tidak meminta Bapak Gubernur untuk datang mengisi periuk nasi kami lalu kami tinggal enak-enak makan dan minum lalu tidur pulas. Tidak! Sama sekali tidak!! Kami justru merasa terhina kalau diperlakukan demikian. Yang kami mau adalah terciptanya suasana yang menjamin kerja keras kami tidak sia-sia.