JAKARTA- Pemerintah perlu mengevaluasi program swasemba daging agar tidak terjadi pengurasan sapi lokal yang bisa menyebabkan ketergantungan impor semakin besar. “Swasembada daging akan menguras sekitar 700.000 sapi lokal yang diambil dari Pulau Jawa. Padahal perkembangan rata-rata populasi sapi di sana hanya 3,85 % atau 264.000 ekor per tahun,” kata Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi), Thomas Sembiring di Jakarta, Rabu,(6/3).
Menurut dia, jumlah rata-rata populasi sapi tersebut tidak akan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat akan daging sapi, terutama di wilayah Jabodetabek. Terlebih karena sapi membutuhkan waktu lama untuk bisa disembelih.
Pemerintah, lanjutnya, harus bisa memberikan data yang valid mengenai total produksi dan konsumsi per kapita per tahun. Kenaikan konsumsi per kapita per satu kilogram diperkirakan membutuhkan penambahan produksi sapi hingga 1,5 juta ekor. “Swasembada daging yang terlalu dipaksakan dan tidak didukung oleh data yang valid akan mengakibatkan harga terus melambung. Kalau dipaksakan, harga melambung dan konsumsi bisa turun,” ujarnya.
Komentari tentang post ini