Mercusuar ibarat prinsip. Prinsip tidak bisa diotak-atik, prinsip bersifat universal dan abadi. Prinsip tidak berubah. Prinsip tidak memandang usia, ras, keyakinan, gender atau status. Setiap orang terkena oleh prinsip.
Seperti nahkoda kapal, mereka hanya bisa memilih apakah akan menentukan arah atau haluan dengan menggunakan kaidah itu, atau menghadapi konsekuensinya. Karena meskipun nilai-nilai menggerakkan perilaku, prinsiplah yang mengatur konsekuensi (David K. Hatch, 2011).
Letak persoalan di negara kita adalah masuknya kepentingan politik dan bisnis dalam dunia pendidikan kita. Dengan adanya ujian nasional maka sekolah berlomba mencekoki anak didik dengan ilmu pengetahuan yang banyak.
Anak didik kita seperti keong yang berjalan terseok-seok ke sekolah. Badannya kecil, tasnya besar penuh buku-buku pelajaran yang harus dihafalnya dari pagi hingga sore.
Sekolah memberi target lulus 100 persen dengan nilai tinggi, agar sekolah mendapatkan ranking tinggi, tidak hanya untuk tingkat kabupaten, provinsi dan bahkan tingkat nasional. Akibatnya sekolah tidak fokus membina dan meningkatkan karakter anak didik.
Komentari tentang post ini