JAKARTA-Peneliti senior Pusat Riset Politik-Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRP-BRIN) Lili Romli menilai target Partai Golkar untuk meraih 20% suara dalam pemilu 2024 sulit tercapai berdasarkan beberapa faktor yang muncul saat ini.
Golkar dinilai hanya akan mampu mencapai atau mendekati target tersebut jika mengusung sosok internal partai dalam kontestasi 2024.
Artinya Golkar bisa berharap dari efek ekor jas (coat-tail effect) dari pencalonan Airlangga Hartarto dalam Pilpres 2024.
“Jadi, target 20 persen itu akan tercapai atau mendekati, manakala sosok Ketum Golkar Airlangga yang maju sebagai capres atau cawapres. Kalau tidak ya susah,” tegas Lili di Jakarta, Rabu (30/11/2022).
Menurutnya, Pemilu 2019 lalu memberikan pelajaran tentang besarnya pengaruh efek ekor jas bagi perolehan suara partai.
PDIP mendapati efek ekor jas dari Joko Widodo yang maju sebagai capres. Begitu juga dengan Gerindra.
“Itu terbukti dari pemilu kemarin (Pemilu 2019). Efek ekor jas bukan pada Golkar tetapi pada PDIP. Juga pada Gerindra dan PKS dengan pengusungan Prabowo,” kata Lili.
Menurut Lili, faktor figur dari partai menjadi salah satu pekerjaan rumah.
Partai lain mempunyai figur kuat yang menjadi magnet partainya, seperti PDIP dan Nasdem.
“Pertama, PDIP yang selalu tertinggi dan mereka punya figur, Pak Jokowi, Ibu Mega, apalagi kalau mengusung Ganjar,” ungkapnya.
Selain itu, Golkar juga berbagi ceruk elektoral yang sama dengan beberapa partai, sehingga Golkar harus berbagi suara pemilih dengan beberapa partai yang punya irisan ideologi nasionalis.
“Banyak partai yang dekat atau sama secara ideologi dengan Golkar. Jadi ada Nasdem, Gerindra, Garuda,” tambahnya.
Partai Golkar berada pada urutan kedua setelah PDIP pada Pemilu 2019.
Komentari tentang post ini