AMBON-Di tengah ketidakpastian dan pelemahan ekonomi global, pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan tren peningkatan sejak tahun 2015, dengan pertumbuhan pada tahun 2018 sebesar 5,17%. Namun pada kuartal kedua tahun 2019 mengalami penurunan menjadi 5,05%, lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar 5,27%, sejalan dengan perlambatan ekonomi global.
Pertumbuhan ekonomi tersebut juga diiringi dengan kualitas yang semakin baik seperti tercermin dari penurunan tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran dan tingkat ketimpangan yang disertai dengan laju inflasi yang rendah.
“Itu sebenarnya kinerja yang tidak mudah, hanya ada beberapa negara di dunia yang bisa menciptakan pertumbuhan dengan stabilitas harga diiringi dengan penurunan rasio gini secara terus menerus,” ujar Menko Perekonomian Darmin Nasution, dalam siaran pers yang diterima di Ambon, Jumat (23/8/2019).
Menko Perekonomian Darmin Nasution juga menambahkan bahwa kondisi perekonomian yang membaik tersebut juga diiringi dengan perbaikan Sovereign Credit Rating Indonesia, dari BBB-/outlook stabil menjadi BBB/outlook stabil dari S&P.
Sejalan dengan dinamika perekonomian nasional dan global, kinerja pasar saham pada tahun ini berjalan dinamis.
“Pada akhir tahun 2018 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyentuh level 6.194 kemudian meningkat pada level tertinggi sebesar 6.548 pada Februari 2019 sebelum menurun kembali pada level terendah sebesar 5.827 pada Mei 2019, kemudian meningkat kembali ke level 6.253 pada 21 Agustus 2019. Sehingga return pasar saham Indonesia tercatat positif,” ujar Menko Darmin.
Menko Darmin juga menyampaikan bahwa setelah 42 tahun diaktifkannya kembali pasar modal pada 15 Agustus 1977, tepat pada tanggal 15 Agustus 2019 lalu pasar modal Indonesia menerima kado indah di hari ulang tahunnya. Jumlah Single Investor Identification atau SID saham tercatat 1.000.049 orang, melampaui angka milestone satu juta.
“Perkembangan pasar modal pada tahun 1977 dari sisi nilai kapitalisasi masih relatif kecil, Rp2,73 miliar. Namun setelah 42 tahun berdiri, per 21 Agustus 2019 nilai kapitalisasi tumbuh 2.628 kali lipat dengan nilai sebesar Rp7.172,7 triliun,” Darmin melanjutkan.
Komentari tentang post ini