JAKARTA-Persedian beras premium terpantau langka di sejumlah ritel modern beberapa waktu terakhir.
Kalaupun ada, harganya melonjak.
Bahkan harganya melonjak naik 20%, dari harga Rp14.000 per kilogram untuk beras medium dan Rp18.000 per kilogram untuk beras premium.
Lonjakan harga beras ini adalah kenaikan “tertinggi dalam sejarah” Indonesia.
Akibatnya, ratusan warga di berbagai daerah rela antre berjam-jam demi bisa mendapatkan beras murah yang digelar pemerintah lewat operasi pasar.
“Kami harus mengakui pedagang kesulitan mendapatkan beras premium karena memang stok yang dimiliki penggilingan juga terbatas,” ujar Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI), Reynaldi Sarijowan dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (24/2)
Menurutnya, terbatasnya stok beras ini harus di waspadai oleh semua pihak.
Karenannya, dia berharap agar stok-stok yang di miliki khususnya beras premium agar segera dikeluarkan, termasuk pabrik-pabrik lokal.
Menurutnya, semakin tertahan beras premium, semakin naik harganya dan kondisinya akan semakin buruk.
Dia menilai, ada beberapa penyebab terjadinya lonjakan harga beras ini termasuk molornya musim tanam dan musim panen otomatis.
Kemudian tahun lalu produksinya terbatas sehingga konsumsi tinggi yang terjadi ialah ketidakseimbangan antara supply and demand.
“Kenaikan harga beras tahun ini mencapai 20% lebih dibandingkan tahun lalu. Dari 14,000 ke 18,000 perkilo,” imbuhnya.
Lebih lanjut, dia mendorong pemerintah untuk menggenjot produksiberas.
Caranya produksi di tahun 2024 harus di genjot sedemikian rupa.
“Subsidi di gelontorkan, subsidi pupuk juga di perbesar anggarannya dan skalanya di perluas sehingga produksinya lebih besar,” jelasnya.
Dia mengatakan menjelang ramadhan tahun ini penyelesaian persoalan beras harus diatasi segera.
Ssolusinya ialah menggelontorkan stok yang dimiliki oleh pemerintah, perusahaan lokal, penggilingan untuk di drop di pasar tradisional.
Termasuk juga mendorong Satgas Pangan Mabes Polri agar memantau stok yang dimiliki oleh pihak-pihak tertentu.
“Mereka tidak boleh menahan stok beras dan segera dikeluarkan,” tegasnya.
Termasuk Bulog untuk memastikan pendistribusian beras medium ke pasar tradisional dan retail.
“Jika Bulog lebih fokus kepada bantuan pangan secara packagingnya dan tidak mengindahkan permintaan presiden untuk mengguyur di pasar tradisional dan retail maka lebih celaka lagi kondisi yang akan kita hadapi ke depan,” pungkasnya.
Komentari tentang post ini