JAKARTA-Presiden Joko Widodo telah melakukan perombakan (reshuffle) kabinet dengan memasukan sejumlah nama baru dalam Kabinet Kerja. Beberapa muka baru dibarisan kabinet antara lain, Rizal Ramli, Darmin Nasution, Thomas Lembong, dan Pramono Anung Wibowo.
Staf Khusus Presiden Teten Masduki memastikan pemilihan nama itu dengan mempertimbangkan aspek profesiolitas dan integritas. Selain itu, keputusan pergantian ini juga terkait aspek lain, khususnya dalam merespon situasi terakhir masalah ekonomi. “Saya kira itu sekarang yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam hal ini Presiden dalam melakukan rekrutmen para menteri baru itu betul-betul memperhatikan aspirasi masyarakat,” kata Teten kepada wartawan seusai pelantikan 5 (lima) menteri Kabinet Kerja dan Sekretaris Kabiet, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/8).
Dalam keputusan yang dibacakan di Istana Negara, Presiden Jokowi memberhentikan 5 menteri yaitu Menteri Koordinator Perekomian Sofyan Djalil, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdjiatno, Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Andrinov Chaniago, Menteri Perdagangan Rahmat Gobel. Presiden juga memberhentikan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto.
Presiden Jokowi lalu mengangkat Darmin Nasution sebagai Menko Perekonomian, Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Menko Polhukam, Rizal Ramli sebagai Menko Kemaritiman, Sofyan Djalil sebagai Menteri PPN/Kepala Bappenas, dan Thomas Lembong sebagai Menteri Perdagangan. Presiden juga mengangkat Pramono Anung sebagai Sekretaris Kabinet.
Terkait dengan penunjukan Luhut B. Pandjaitan yang masih menjabat sebagai Kepala Staf Presiden sebagai Menteri Koordinator (Menko) bidang Polhukam, Teten mengatakan, keputusan itu dimaksudkan untuk lebih membangun kabinet yang lebih kuat dan efektif. Hal ini seiring dengan harapan masyarakat terhadap pemerintah Jokowi-JK (Jusuf Kalla).
Dia menegaskan, reshufle kabinet yang dilakukan oleh Presiden Jokowi kali ini tidak dmaksudkan untuk mengakomodir kepentingan partai politik. “Saya kira tidak ada, kalau lihat konsolidasi politik kan sudah cukup baik, DPR sama pemerintah juga cukup baik. Ini rekrutmen kabinet baru saya kira ditujukan untuk teamwork yang lebih kuat juga lebih efektif, itu saja,” tegas Teten.
Demikian juga terkait penggantian Andi Widjajanto dari jabatannya sebagai Sekretaris Kabinet (Seskab), menurut Teten, ini merupakan bagian untuk menciptakan pemerintahan yang lebih efektif. “Sama sekali tidak didikte parpol. Nggak ada, kami tahu persis prosesnya, nggak ada. Ini sama-sama komitmennya untuk memperbaiki kinerja pemerintahan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Teten menegaskan, reshufle kabinet ini bukan berarti menteri yang digantikan itu tidak perform. Tetapi, perombakan ini bertujuan konsolidasi pemerintahan. “Kan ada reposisi, bukan berarti mereka kinerjanya buruk. Cuma ada kebutuhan untuk merespon keadaan, resposisi itu untuk pemerintahan yang lebih solid,” terangnya.
Menurut Teten, pemberitahuan terhadap para menteri yang mengalami reshufle telah dilakukan oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) pada maghrib kemarin (Selasa, 11/8). Para menteri itu dipanggil ke Istana Kepresidenan. “Saya ikut dampingi. Pak Presiden dan Wapres sudah hadir, lalu masing-masing menteri yang akan diganti, dipanggil. Lalu diberitahukan, disampaikan alasan pergantiannya,” jelasnya.
Komentari tentang post ini