Kendati demikian, skema pembangunan tempat konser skala internasional saat ini masih dalam tahap diskusi dengan para ahli dan pemangku kebijakan terkait.
Sementara, Eri menjelaskan jika merujuk pada skema awal, THR dan TRS dihidupkan kembali sebagai taman bermain, seperti sediakala.
Namun, ada ketidakcocokan dengan keinginan para investor terkait besaran harga tiket.
Alhasil, rencana revitalisasi taman bermain itu pun berubah.
Hal itu disebutnya wajar, sebab investor harus menghitung nilai investasi, bukan sekadar besaran nilai sewa lahan.
Eri menyatakan keinginan terkait harga tiket taman bermain bisa menjangkau seluruh kalangan atau dalam artian biaya masuk pengunjung itu murah. Penghitungannya adalah di kisaran angka Rp 25 ribu per orang.
“Kalau harga sewa THR-TRS mahal tapi tidak mempertimbangkan tiket masuk yang Rp 25.000 itu investor bisa,” ucapnya.
“Tetapi setelah dihitung yang diajukan adalah ketika itu dibuat wahana seperti permainan, masih berkurang,” lanjutnya.
Diharapkan dengan adanya tempat konser ini bisa menjadi salah satu destinasi wisata hiburan yang menarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara, sehingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Komentari tentang post ini