“Ini adalah salah satu bukti kita taat atas Kesepakatan Paris dalam menciptakan lingkungan yang bersih,” tegas Arifin.
Kendati demikian, Arifin tak memungkiri ada sejumlah tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan batubara di Indonesia.
“Progres industri ini banyak mengalami tekanan sehubungan dengan isu lingkungan selain emisi rendah. Kemudahan dengan investasi menjadi salah satu yang bisa menyebabkan kelambatan. Di sisi lain, batubara di Indonesia masih sangat diperlukan dalam menggerakan ekonomi,” ungkapnya.
Salah satu dasar pertimbangan masih mengandalkan batubara adalah keterjangkauan harga dan kemudahan memperoleh sumbernya. Hal ini akan menunjang kemudahan industri untuk menunjang bisnis mereka.
“Kenapa batubara? karena energi yang dihasilkan lebih murah, bisa kompetitif dan bisa dihasilkan dalam jumlah yang masif. Faktor kompetitif inilah yang akan mendorong ekonomi Indonesia ke depan. Industri akan sangat terbantu dengan ketersediaan energi yang ada,” urai Arifin.
Guna mempermudah penerapan teknologi tersebut, Indonesia akan menjalin kemitraaan dengan Pemerintah Jepang. Salah satunya melakukan diklat dan penelitian-penelitian di sektor batubara.
Komentari tentang post ini