Mereka juga menyatakan komitmen “menciptakan lingkungan hidup yang bersih, sehat, dan berkelanjutan” dan “memastikan hak-hak masyarakat adat dan generasi mendatang terpenuhi, kearifan lokal terpelihara, dan kesejahteraan bumi dimungkinkan.”
Para tokoh juga menegaskan komitmen “mengejawantahkan cara hidup yang didasarkan pada semangat persaudaraan di tengah keberagaman, menghormati dan menjunjung tinggi martabat pribadi manusia, terutama mereka yang dikecualikan atau disingkirkan,” dan “menegakkan keadilan ketika terjadi diskriminasi, korupsi, dan eksploitasi” serta “mewartakan secara terus-menerus nilai-nilai perdamaian di tengah masyarakat luas.”
Selain Pastor Massimo Fusarelli, OFM, para tokoh yang mendeklarasikan komitmen ini antara lain Matias Filemon Hadiputro, pendeta dari Gereja Kristen Jawa; Nissa Wargadipura, perempuan Muslim dan pimpinan Pesantren Ekologi Ath-Thaariq; Budhy Munawar-Rachman, tokoh Muslim moderat; Atthadhiro Thera dari organisasi agama Budha Sangha Theravāda Indonesia; JM I Wayan Gelgel, perwakilan organsiasi Hindu Pinandita Sanggraha Nusantara; Budi S. Tanuwibowo, Ketua Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia; dan Nasrin Astani, aktivis dialog lintas agama aliran kepercayaan Baha’i.