Sebelumnya, Perry menyebutkan, pada awalnya BI memperkirakan pertumbuhan ekspor riil barang dan jasa di 2014 sebesar 8,1-8,5 persen. Namun, kata dia, BI merevisi estimasi tersebut menjadi 1,5-1,9 persen.
Menurut Perry, perkiraan bakal melemahnya ekspor riil di 2014 yang dipengaruhi pertumbuhan ekonomi China yang sebelumnya diperkirakan 7,5 persen, tetapi realisasinya di kuartal pertama tahun ini sebesar 7,3 persen. Ditambah lagi dengan penurunan harga komoditas global, seperti tembaga, batubara dan karet.
Menurut Perry, sebelumnya BI memperkirakan kebijakan larangan ekspor mineral mentah hanya akan menurunkan ekspor mineral di 2014 sebesar US$1,8 miliar. “Tetapi dari perhitungan terakhir kami, penurunan ekspor akibat UU Minerba itu menjadi US$3,8 miliar di 2014,” katanya.