Pengoperasian pabrik baru tersebut diharapkan bisa berperan dalam merealisasikan tujuan pemerintah dalam mengurangi impor sampai 35 persen di 2022.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada Toyo dan IKPT, karena berhasil menyelesaikan konstruksi ini di masa pandemi, sehingga operasional pabrik dapat dimulai sesuai rencana kami,” ujar Erwin sembari menyebutkan bahwa MTBE dan B1 merupakan pabrik pertama di Indonesia yang menggunakan Lummus Technology atau teknologi processing pabrik petrokimia paling mutakhir.
Dalam keterangan resmi yang disampaikan TPIA, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa industri petrokimia di Indonesia memiliki peran penting dalam melakukan substitusi impor, maka pemerintah perlu mendorongnya untuk bertumbuh.
“Selain substitusi impor, perusahaan petrokimia seperti Chandra Asri juga mampu menarik investor baru yang tentunya akan berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia,” kata Menperin.
Berdasarkan data Kemenperin, pada 2018 Indonesia masih mengimpor produk kimia methanol, termasuk turunannya, yaitu MTBE maupun B1 senilai Rp174 triliun. Selama ini, produk methanol dan turunannya di Indonesia berasal dari beberapa negara.
Komentari tentang post ini