Persediaan minyak global pun menyusut hingga di bawah tingkat rata-rata.
Bank DBS memperkirakan harga rata-rata minyak mentah Brent akan tetap meningkat di rentang US$ 65-70/bbl hingga 2022, seiring pemulihan permintaan menuju ke level sebelum pandemi Covid-19.
4. CPO
Harga minyak sawit mentah (CPO) Malaysia naik 250% dari titik terendah pada saat pandemi Maret 2020 dan saat ini menyentuh level tertinggi di level RM4.500 per metrik ton (MT). Harga tinggi ini kemungkinan bisa bertahan sementara waktu dengan pasokan dan permintaan yang ketat.
Harga minyak kedelai dan minyak nabati lainnya juga membuat harga CPO menguat.
Meskipun terjadi reli, harga CPO masih US$300 per ton di bawah minyak kedelai.
“Asumsi kami harga CPO 2021 berada di US$617 per MT,” ujar analis DBS Group Research.
Berikut beberapa gambaran dampak kenaikan harga komoditas terhadap biaya produksi sektor industri pengguna.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan akan terus mencermati dinamika perkembangan harga komoditas serta perekonomian global yang berkaitan asumsi makro dalam RAPBN tahun 2022.
Alasannya, harga komoditas global tak akan terus menerus tinggi sehingga mendukung lonjakan ekspor Indonesia.
Sedangkan terkait situasi global, pertumbuhan negara yang memengaruhi ekonomi negara seperti Eropa dan Tiongkok, menurut Sri Mulyani juga harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi sejumlah indikator perekonomian.
“Dalam asumsi makro, ini bisa mempengaruhi nilai tukar, inflasi, dan suku bunga,” ujarnya pada rapat kerja Komisi XI dengan pemerintah, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan (8/6).
Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyepakati asumsi dasar ekonomi makro dan target pembangunan tahun 2022 pada Selasa (8/6).
Seluruh target tersebut akan menjadi dasar penyusunan rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) tahun depan.
Komentari tentang post ini