Meski adanya Peraturan Pemerintah Indonesia untuk melarang ekspor batubara pada Januari 2022 yang berimbas pada menurunnya volumenya pengangkutan secara drastis lanjut Iriawan, Perseroan berhasil menghasilkan pendapatan usaha dan pemasukan lain.
“Pertumbuhan Laba dan Marjin Laba Kotor meningkat sebagian besar karena kinerja yang baik pada semua aset dengan biaya yang dapat dikelola. Kontribusi signifikan juga berasal dari pendapatan sewa berjangka, sekitar 64% ke pendapatan,” tuturnya.
Laba Bersih Perseroan hingga akhir kuartal 1-2022, US$9,9 juta, naik signifikan 289% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Meningkatnya Laba Bersih sekaligus menaikan Laba per saham menjadi Rp28.
Rasio Keuangan Perseroan sejauh ini berada pada kondisi terbaik, dengan kas dan setara kas sebesar US$29 juta.
Rasio Kewajiban terhadap Ekuitas sebesar 12%, lebih rendah dari tahun sebelumnya, yaitu 33%, berkat pelunasan pinjaman bank sebesar US$10 juta pada Januari 2022.
“PSSI sangat sehat secara keuangan dan bisa fokus untuk pengembangan usaha yang berkelanjutan,” pungkasnya.
Komentari tentang post ini