Pada akun beban lain-lain di 2023, TBIG tercatat merogoh kocek hingga Rp 1,86 triliun atau lebih rendah 1,06 %(y-o-y).
Beban pajak final pada tahun lalu sebesar Rp 565,72 miliar atau meningkat 14,65 % dibandingkan dengan pajak final di 2022 yang senilai Rp 493,43 miliar.
Dengan demikian, laba sebelum pajak penghasilan untuk periode yang berakhir 31 Desember 2023 menjadi Rp 1,8 triliun atau melorot 5,76 % (y-o-y).
Akibat adanya beban pajak penghasilan (neto) pada tahun lalu yang sebesar Rp182,82 miliar, maka laba tahun berjalan yang dibukukan TBIG menjadi Rp1,62 triliun atau merosot 4,14 %(y-o-y).
Untuk besaran laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk di 2023 senilai Rp 1,56 triliun atau menurun 4,88 % dibandingkan dengan laba bersih di sepanjang 2022 yang sebesar Rp 1,64 triliun.
Adapun laba per saham TBIG di 2023 drop 5,9 % menjadi Rp 69,11 per lembar dari Rp 73,44 per saham pada 2022.
Per 31 Desember 2023, total liabilitas TBIG membengkak 7,42 % (y-o-y) menjadi Rp3 4,61 triliun, sedangkan jumlah ekuitas hanya Rp 12,36 triliun atau lebih tinggi 13,19 % (y-o-y).
Komentari tentang post ini