JAKARTA-Sekjen Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi ITB M Ridwan Effendi menilai sikap Indosat, XL dan Tri yang nekat menerapkan biaya interkoneksi baru, meski Kemkominfo menunda pemberlakuannya sangat tidak fair. Hal itu terjadi karena mereka ingin meraup untung dua kali. “Bahkan biaya jaringan Indosat dan XL sudah di bawah (Rp204) itu. Biaya jaringan Indosat di sekitar Rp 86 dan XL Rp 65. Itu menurut perhitungan mereka. Jadi betul mereka akan untung dua kali, jika tarif interkoneksi diberlakukan simetris pada Rp 204. Sedangkan Telkomsel akan rugi dua kali,” kata Ridwan.
Menurut Ridwan, Indosat dan XL memang mau mencari untung sebanyak-banyaknya dari polemik biaya interkoneksi ini, tanpa mau memikirkan masyarakat. Kengototan mereka ingin menerapkan tarif interkoneksi baru itu adalah agar mereka dapat untung dua kali.
Keuntungan pertama urainya, biaya jaringan XL dan Indosat masing-masing Rp 65 dan Rp 86. Dari sini, dengan menerapkan biaya interkoneksi yang baru (Rp 204), XL untung Rp 139, sedangkan Indosat untung Rp 118 per menit percakapan. “Ini keuntungan pertama Indosat dan XL,” kata Ridwan.
Komentari tentang post ini