“Penghematan biaya produksi ini diharapkan dapat menunjang inovasi UNVR yang lebih produktif untuk mendorong pertumbuhan penjualan kecap Bango ke depan,” ujarnya.
Di samping itu, lanjut Padwestiana, keuntungan lain yang didapat UNVR yakni proses produksi dan operasional menjadi lebih lincah, efektif dan efisien.
Pasalnya, sebelum pembelian mesin ini, operasional mesin dan perawatan mesin produksi kecap Bango tergantung UEI sebagai pihak yang menyewakan mesin.
Jika terjadi kendala operasional atau kerusakan mesin dalam proses produksi akan membutuhkan waktu cukup lama untuk penanganan. Ini karena tim produksi UNVR harus berkoordinasi  dengan UEI untuk menangani kendala tersebut.
Harapannya, inovasi produksi lebih mudah dan cepat pasca pembelian mesin.
Sebagai informasi, hingga kuartal I 2024, UNVR membukukan penjualan sebesar Rp10,07 triliun, turun 4,95% dari Rp10,60 triliun pada kuartal I 2023.
Meski penjualan turun, laba emiten beraset Rp18,34 triliun  per Maret 2024 itu naik3,09% jadi Rp1,44 triliun pada kuartal I 2024, jika dibandingkan Rp1,41 triliun pada kuartal I 2023.