“Target kita, adalah para engineeri, teknisi, marketing VSAT, dan lainnya. Sehingga mendapat pemahaman yang utuh, termasuk soal regulasi dan penggunaan frekuensi serta layanan VSAT.”
Lebih jauh kata Eddy yang pernah mengabdi di PT Telkom, kapasitas HTS jauh lebih besar dibanding non- HTS.
Bahkan bisa mencapai 10 kali lipat dari kapasitas non-HTS.
“Kalau dipakai secara bisnis lebih menguntungkan, karena memiliki sejumlah keunggulan lainnya. Artinya bisa menjadi solusi masa depan,” paparnya.
Sebagaimana diketahui, sambung Alumnus ENSAE/ISAE Supaero Toulouse Perancis, perbankan saat ini banyak mengurangi kantor-kantor cabang (KCP) demi mengurangi biaya cost.
Kemudian memperbanyak gerai ATM setor tunai dan fintech. Sehingga nasabah bisa bertransaksi lebih cepat dan mudah.
Menurut Eddy, kebutuhan akan teknologi satelit komunikasi masih terus meningkat, hal ini mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan.
Mau tak mau, bisnis VSAT HTS perlu didorong melalui pemerataan infrastruktur telekomunikasi di seluruh wilayah Indonesia antara lain melalui program USO.
Komentari tentang post ini