JAKARTA- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan April 2014 mengalami defisit sebesar US$1,96 miliar dengan total nilai ekspor mencapai US$14,29 miliar dan impor sebesar US$16,26 miliar. Salah satu pemicu defisit neraca perdagangan disinyalir terkait dengan rencana pemerintah untuk menaikkan Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPnBM). “Pada April 2014 nilai neraca perdagangan kita mengalami defisit sebesar US$1.96 miliar. Namun secara volume, neraca perdagangan April 2014 mengalami surplus sebanyak 31,8 juta ton dengan volume ekspor mencapai 44,8 juta ton dan impor sebesar 13 juta ton,” ujar Kepala BPS, Suryamin di Jakarta, Senin (2/6).
Menurutnya, pada April 2014 kenaikan impor dibanding Maret 2014 yang paling menonjol ada di kelompok mesin dan peralatan mekanik (17,89 persen) serta mesin dan peralatan listrik (17,8 persen). “Kalau dilihat di dalamnya, kenaikan impor yang menonjol itu pada alat komunikasi seperti handphone, laptop dan tablet,” katanya.
Dia mengatakan, BPS menduga bahwa kenaikan impor ini dipicu oleh rencana pemerintah yang akan menaikkan pajak impor untuk barang-barang mewah. “Apakah kenaikan impor itu ada pengaruhnya dari rencana kenaikan pajak barang mewah? Bisa saja,” tegasnya.