JAKARTA-Analis divisi Treasury Advisory OCBC Gundy Cahyadi mensinyalir adanya resiko yang besar terhadap prospek perekonomian Indonesia, jika sentimen market terhadap Rupiah akan terus melemah. Data pertumbuhan ekonomi di Triwulan I-2013 yang tercatat sedikit mengecewakan di 6,0% yoy telah menunjukan kesan adanya dampak-dampak yang negatif dari melemahnya Rupiah terhadap laju pertumbuhan konsumsi dan juga investasi dalam negeri. Hal ini sendiri sebenarnya tidak mengejutkan mengingat bahwa pertumbuhan impor sendiri telah melemah cukup signifikan di beberapa bulan terakhir. Dan kenyataanya adalah nilai Rupiah yang melemah telah menurunkan daya beli konsumen dan juga pemilik usaha di Indonesia,” jelas dia di Jakarta, Selasa (21/5).
Menurut dia, melemahnya Rupiah ini sendiri tidak terlalu berdampak kepada laju pertumbuhan ekspor Indonesia karena kebanyakan barang-barang yang diekspor dari Indonesia adalah komoditas, yang secara fundamental cenderung lebih price inelastic,yang berarti tingkat konsumsinya tidak terlalu sensitif terhadap pergerakan harganya. Kalau memang recoveri perekonomian dunia masih belum terlihat mantap, maka ada kemungkinan yang sangat besar kalau laju pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa jadi akan terus menurun jika memang Rupiah masih terus melemah. “Oleh karena itu, , komitmen dari pemerintah/BI untuk terus menjaga kestabilan Rupiah di market (menghindari perlemahan yang cenderung excessive) bisa dipercayai,” tegas dia.
Komentari tentang post ini