“Memang tidak semua orang paham, awamnya berfikir ini membahayakan, berdampak luar biasa. Tapi sederhananya, kalau temuan itu besar maka akan berdampak pada lingkungan, kita bisa lihat tumbuhan di sekitar masih subur, binatang-binatang ternak juga aman berada di situ. Buat kita yang biasa bekerja di Batan dengan pekerjaan radiasi, kita tahu dampaknya maka kita tidak ada kekhawatiran itu,” ungkap mantan Dosen UGM yang juga bekas Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian ESDM ini.
Senada dengan Agung, Mukhlis Ahadi warga setempat yang juga peneliti Batan menjelaskan, bahwa serpihan limbah radioaktif yang terdeteksi berada di lahan kosong Perumahan Batan Indah Kecamatan Setu Tangerang Selatan, tidak berdampak bagi lingkungan.
“Di alam itu setengah mikro shivert itu ada, kalau kita 25 mili curi atau mili rontgen tapi dari alam sudah segitu,” tegasnya.
Dengan temuan radiasi yang ada di lahan kosong Perum Batan Indah, sedikit lebih tinggi dari ambang batas normal maka dipastikan temuan radioaktif Cesium 137 itu adalah limbah bekas pakai.
Komentari tentang post ini