“Dan yang ditemukan itu agak lebih sedikit dari yang ada di alam, kodenya itu hanya satu atau dua persen lebih tinggi dari yang ada di alam. Batas normal alam itu 0,25 dan terpantau Bapeten itu 0,3 jadi ada 0,05 lebih yang terpantau di sana,” ucap dia.
Dia yang juga penghuni Perumahan Batan Indah mengaku telah tinggal di kawasan tersebut, sejak tahun 1990. Sebagai peneliti Batan mengaku tak takut dengan adanya paparan itu. Dia memastikan masyarakat sekitar akan tetap aman asal tidak berada di titik hot spot.
“Kita yang mengerti, masyarakat disini tahu itu rendah sekali”, tegasnya.
Komentari tentang post ini