Jika Ingin Menang, Prabowo Harus Gandeng Hatta Rajasa

Thursday 17 Apr 2014, 3 : 04 pm
by
Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa

JAKARTA-Peneliti Politik The Habibie Center, Bawono Kumoro menilai figure Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Hatta Rajasa merupakan sosok yang potensial menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi capres Prabowo Subianto.

Karena itu, jika ingin menang maka tidak ada pilihan lain bagi Prabowo selain mengandeng Hatta  agar bisa memenangkan polpre nanti.

“Saya kira, competitor utama Jokowi, tentu Prabowo. Menurut hasil survey, Prabowo menempati posisi kedua dibawah Jokowi soal elektabilitas. Kebetulan Gerindra bersama PDI Perjuangan masuk 3 besar pileg berdasarkan hitungan cepat. Jadi, pesaing utama Jokowi yang Prabowo. Tinggal sekarang ini, Prabowo mencari pasangan yang sesuai yang bisa melengkapi satu sama lain untuk meraih suara dalam pilpres nanti,” ujar Bawono di Jakarta, Kamis (17/4).

Menurutnya, pertarungan politik di pilpres nanti sangat ketat.

Karena itu, capres harus mengambil cawapres yang benar-benar berkompeten.

“Kalau melihat statemen petinggi Gerindra, memang ada beberapa tokoh yang digadang-gadang bakalan mendampingi Prabowo. Sebut saja Hatta Rajasa, Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD,” katanya.

Tetapi dari ketiga nama ini, jelasnya Hatta Rajasa sangat potensial.

Rekam jejaknya sudah teruji.  Karena itu, Prabowo harus cermat memilih calon wakilnya untuk mengimbangi popularitas Jokowi.

Prabowo imbuhnya harus memilih cawapres yang memiliki kemampuan yang tidak dimiliki Prabowo.

“Kita tahu, Prabowo memiliki pengalaman panjang dibidang militer dan keamanan. Tetapi, dia minim di manajemen birokrasi pemerintahan karena dia tidak pernah duduk di pemerintahan. Tentu dia harus memilih tokoh yang memiliki kemampuan dan pengalaman di bidang manajemen pemerintahan,” urainya.

Selain itu, ungkapnya Cawapres pendamping Prabowo harus diambil dari tokoh parpol yang memiliki suara signifikan dalam pileg serta memiliki basis politik yang cukup kuat.

Dari sejumlah tokoh yang menjadi nominasi, nama Ketua Umum PAN, Hatta Rajasa memenuhi syarat yang dibutuhkan Prabowo.

Basis masa Hatta juga sangat konkrit yaitu berasal dari  masa pendukung PAN.

“Dari semua kandidat cawapres pendamping Prabowo, nama Hatta lebih unggul sehingga sangat tepat jika disandingkan dengannya,” katanya.

Apalagi, pengalaman birokrasi Hatta juga sangat luar biasa. Hatta terpilih menjadi mentri sejak pemerintahan Megawati hingga SBY.

Karena itu, Prabowo layak mempertimbangkan nama Hatta untuk menjadi cawapres.

Kombinasi Prabowo-Hatta ini diyakini mampu menyaingi popularitas Jokowi dan cawapresnya.

“Pak Hatta menjadi patner yang sangat potensial bagi Prabowo. Karena itu,saya kira, baik Prabowo maupun Hatta jangan malu-malu lagi mendeclare sebagai pasangan capres-cawapres.

Saat ini kata dia, pekerjaan rumah Prabowo adalah mencari tambahan partai untuk memenuhi ketentuan pengajuan pasangan capres-cawapres sebesar 20%.

Jumlah gabungan Gerindra-PAN belum memenuhi 20%.

Jumlah kedua partai ini jika digabung baru mencapai 19 persen. Sehingga belum memenuhi ketetuan UU 20 persen.

Untuk itu, mungkin perlu mengajak mitra koalisi lainnya seperti Partai Demokrat.

“SBY tidak akan memberi begitu saja dukungan ke mitra koalisi barunya ini. Tentu ada konsensi politik jika SBY membawa gerbong democrat ke Prabowo,” tegasnya.

Secara pribadi,dia  melihat, Prabowo-Hatta saling melengkapi.

Sekarang yang harus dilakukan adalah menjalin mitra koalisi lain untuk memenuhi syarat.

Lebih lanjut, dia menegaskan, pasangan Prabowo-Hatta ini  memenuhi syarat yang dibutuhkan masyarakat.

Prabowo dan Hatta Rajasa saling melengkapi. Keduanya kombinasi sipil-militer dan Jawa-luar Jawa.

“Prabowo-Hatta merupakan pasangan saling melengkapi yang bisa menjadi lawan tanding setara dengan pasangan Jokowi,” imbuhnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Bank DKI Dukung Industri Pariwisata Jakarta

JAKARTA-Direktur Utama Bank DKI, Fidri Arnaldy (Tiga dari kiri foto)

Demokrasi Tak Ikuti Zaman, Bisa Digilas Dunia

JAKARTA-Perkembangan demokrasi Indonesia perlu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi global.