Nasib ARB di Ujung Tanduk, JK Jagokan 3 Nama

Thursday 17 Jul 2014, 8 : 43 pm
by

JAKARTA-Nasib Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie (ARBD) berada di ujung tanduk. Desakan untuk mengganti kepemimpinan ARB semakin kuat. Tokoh senior Golkar, Jusuf Kalla pun angkat bicara soal kisruh di tubuh partai beringin. Pendamping Joko Widodo ini pun menjagokan 3 nama untuk meneruskan estafet kepemimpinan Golkar yaitu Agus Gumiwang, Agung Laksono dan MS Hidayat. “Bagi saya semua kader sama, bagi saya. Ada Agus, ada Agung, ada Hidayat. Hidayat masih memiliki kesempatan juga. Tergantunglah. Tapi sekali lagi bagi saya sebagai bekas ketua, semua kader Golkar sama saja. Semua punya kemampuan yang baik. Mereka sebagai calon kuat,” jelas JK di kediamannya Jalan Lembang Nomor 9, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (17/7).

Seperti diketahui, Partai Golkar yang menjadi salah satu partai pengusung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sedang mengalami polemik dalam internalnya. Sebagian kader meminta agar Golkar mengalihkan dukungan ke kubu Jokowi-JK.

Menurut JK, permasalahan utama dikarenakan tertundanya Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar. Sebab Munas yang seharusnya dilakukan tahun ini, diundur jadi 2015 atas keputusan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie. “Ya tentu yang muda-muda, senior ingin Munas berlangsung setidak-tidaknya tepat waktu Oktober. Soalnya sayakan serah terima Oktober. Munasnya Oktober. Malah saya percepat, karena didorong oleh teman-teman di sana waktu itu minta-minta, karena dianggap gagal, minta dipercepat. Sehingga mempercepat Munas itu biasa,” katanya.

Dalam Munas, agendanya adalah pergantian ketua umum. JK mengungkapkan, tidak terlalu penting masalah usia untuk menjadi ketua. Karena kemampuan dalam mengelola partai yang harus dipertimbangkan oleh para kader partai. “Tergantung apa pilihan Munas-lah. Yang muda boleh. Yang tua boleh. Tapi jangan umur dipermasalahkan, kemampuan jadi permasalahan,” tegasnya.

Sementara itu, pengamat politik Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan siapaun yang kalah pada pilpres 2014 nantinya akan dijauhi, dan ditinggal oleh kawan dan koalisi partainya. “Saya kira itu fennomena yang wajar terjadi dalam dunia politik,” kata Burhanuddin Muhtadi di Universitas Paramadina, Jakarta Selatan, Kamis (17/7).

Melihat perkembangan formulir C1 yang sudah direkap, jelas Burhanuddin, kekalahan duet Prabowo-Hatta sudah di depan mata. Makanya, partai pendukung Koalisi Merah Putih, seperti Golkar, akan segera beralih ke kubu lainnya. “Saat yang sama Golkar, parpol yang kita tahu tidak bisa lari dan jauh dari kekuasaan. Kalau misalnya Prabowo diputuskan kalah, saya yakin akan terjadi perubahan kepemimpinan di tingkat Golkar. Jadi akan ada upaya melakukan Munas di tahun ini juga, tepatnya seperti usulan Agung Laksono, Ginandjar Kartasasmita, Fahmi Idris, dan desakan kuat dari Jusuf Kalla,” kata Burhanuddin.

Dengan kondisi itu, kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia ini, kedudukan Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum Partai Golkar di ujung tanduk. Terlebih ada desakan untuk segera melakukan Munas yang notabene mencari ketua umum baru. “Jadi saya kira kalau misalnya Prabowo kalah, nasib Aburizal Bakrie di ujung tanduk,” kata Burhanuddin.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Platform Kripto Ternama, Bybit, Meluncurkan Perdagangan Opsi

DUBAI-Bybit, salah satu bursa mata uang kripto dengan pertumbuhan terpesat

R&I Sematkan BBB- ke Peringkat Utang Indonesia

JAKARTA-Rating and Investment Information, Inc. (R&I) memberikan peringkat BBB- dengan