JAKARTA-Nasionalisme bagi bangsa Indonesia hendaknya dipastikan hanya satu yakni mengakui secara sadar tanpa syarat dengan nilai, ideologi dan semangat bahwa Indonesia adalah satu-satunya bangsa di Indonesia yang bertanah air dan berbahasa Indonesia.
Dalam nasionalisme yang satu tersebut tidak terbuka bagi budaya, cara pikir, ideologi lain yang menguasai bangsa ini sekalipun dalam nasionalisme Indonesia tumbuh dan terbangun dalam kebhinnekaan (pluralisme).
Demikian ditegaskan oleh Ketua Umum Presidium Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) Muliawan Margadana melalui media rilisnya menyambut Dies Natalis ISKA ke-58, Kamis (26/5).
Pernyataan Muliawan Margadana itu dilatarbelakangi oleh beberapa temuan mengejutkan hasil dari penelitian. Penelitian Setara Institute tahun 2010, dengan 1.200 responden berusia lebih dari 17 tahun di wilayah DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi dimana 8,5 persen responden mendukung gerakan keagamaan radikal.
Sementara itu, 60,9 persen responden tidak dapat menerima kehadiran paham keagamaan baru di luar mazhab dan aliran mainstream, serta setuju jika paham keagamaan baru ini tidak diberi ruang untuk berkembang.