Selain itu, Agus menilai kondisi perekonomian Amerika Serikat yang sedang mengalami perbaikan turut menekan rupiah karena semakin memperkuat ekspektasi akan dinaikkannya suku bunga Bank Sentral AS (The Fed).
“Kemudian kondisi devaluasi di Tiongkok, dan ada juga komoditas yang turun akibat harga minyak yang turun, kemudian kekhawatiran orang liat pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Agus.
Guna menahan pelemahan rupiah lebih dalam lagi, Agus mengaku terus melakukan pemantauan di pasar valuta asing dan meminta para eksportir untuk tidak menyimpan dolar AS dalam jumlah besar.
“Eksportir sekarang sudah saatnya lepas valuta asing agar supply dan deman seimbang agar nilai tukar enggak tertekan,” pungkasnya.
Komentari tentang post ini