JAKARTA-Tata kelola kehidupan berbangsa dan bernegara harus bersendikan pada konsensus final benegara, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Keberadaan Indonesia juga tidak bisa dilepaskan dari kemajemukan yang selama ini sudah tertanam dalam kehidupan dan budaya masyarakat. Untuk itu, Alumni Kelompok Cipayung kembali menegaskan kebhinekaan Indonesia dan berharap konsensus bernegara dapat diimplementasikan secara efektif. “Kebhinekaan Indonesia tidak bisa terelakkan. Jangan sampai ada yang merasa sebagai anak kos di NKRI ini. Kami melihat ada upaya-upaya yang seakan-akan mau mengingkari kemajemukan tersebut,” kata Ketua Forum Komunikasi Alumni (Forkoma) PMKRI Hermawi Taslim ketika bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Jakarta, Selasa (21/2).
Pertemuan yang digelar Alumni Kelompok Cipayung tersebut dihadiri oleh beberapa tokoh dari masing-masing organisasi alumni seperti Keluarga Alumni HMI (KAHMI) yang Mahfud MD dan Akbar Tanjung, lalu dari Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang diwakili Ahmad Basarah, Ugik Kurniadi, Theo Sambuaga dan Eros Dajrot, lalu Akhmad Muquwam dari Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA-PMII), dan Pengurus Nasional Perkumpulan Senior Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PNPS GMKI) yang diwakili Bernard Nainggonal dan Edward Tanari.
Komentari tentang post ini