Doni lantas menyeret memori set-back ke suasana awal tahun 2020, saat heboh virus corona hanya bisa dilihat di televisi.
“Akhir 2019 wabah muncul di Wuhan, Tiongkok. Januari-Februari kita menangani kepulangan mahasiswa Indonesia di Wuhan dan mengkarantina mereka di Natuna dengan segala dinamikanya. Sejak itu, almarhum sudah terlibat,” kata Doni.
Maret 2020, durjana corona masuk Indonesia dan memulai serangannya.
Lebih 6 juta warga terpapar. Dari jumlah itu, 157 ribu di antaranya meninggal dunia.
Itu catatan per 20 Mei 2022.
Achmad Yurianto di mata Doni adalah seorang patriot, pahlawan dalam perang melawan pandemi Covid-19.
Kerja keras dan usaha tak kenal lelah sebagai juru-bicara, adalah sebuah jasa nyata yang tertoreh dalam tinta emas bangsa Indonesia.
Masa-masa itu, jangankan kita, WHO sekalipun gagap menyikapi wabah yang begitu masif. Kita masih ingat, bagaimana WHO di awal-awal justru melarang orang memakai masker jika tidak sakit.
Sejurus waktu kemudian berubah, semua orang harus memakai masker untuk mencegah penularan. Pendek kata, semua serasa gagap.