“Ketika CERI meminta pendapat dari senior HIPMI dan juga mantan Ketua Kompartemen Hubungan Luar KADIN Sumut ketika masih dipimpin almarhum H Imral Nasution, Riza Mutiara yang merupakan pengusaha sawit sekaligus perintis utama industri Oleocheomical di Indonesia, ternyata dia adalah juga pendiri PT Bursa Berjangka Jakarta pada tahun 1998, atau bursa komoditas pertama di Indonesia,” kata Yusri.
Riza dengan enteng mengatakan bahwa Indonesia tak boleh meninggalkan strategi Presiden Soeharto yang membuat negara Indonesia bisa swasembada beras dan dapat penghargaan dari badan dunia FAO saat itu.
“Soal pangan harus nomor satu jadi prioritas negara untuk menghindari krisis politik,” imbuhnya.
Riza mengatakan lebih lanjut, bahwa cerita beras ini ternyata hampir sama dengan cerita rencana akuisisi pabrik etanol di Brazil.
Dia mengatakan, kenapa tidak melakukan modernisasi industri padi yang menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) nasional bahwa luas sawah mencapai 7.890.000 hektare (ha).
“Adapun produksi beras nasional sekarang mencapai 31.000.000 ton beras pertahun. Defisitnya mencapai 3.000.000 ton pertahun. Defisit itulah yang harus kita harus impor dong,” kata Riza.