Menurut Seman, laba kotor CSRA mencapai Rp483,86 miliar, naik 21,1% dibandingkan Rp399,58 miliar pada tahun lalu akibat dari kemampuan manajemen menjaga beban pokok pendapatan.
Adapun laba bersih diperoleh sebesar Rp213,36 miliar atau meroket 46% dibandingkan tahun lalu yaitu sebesar Rp152,06 miliar. Hal ini mendorong peningkatan marjin bersih menjadi 20,1% dibandingkan 16,7% pada tahun lalu. Kenaikan ini disebabkan oleh kontrol biaya yang ketat.
Semen mengemukakan, posisi aset CSRA berada di Rp2,25 triliun, 22,2% lebih tinggi dari posisi 31 Desember 2023 di Rp1,84 triliun. Sementara itu, total liabilitas perusahaan di FY24 sebesar Rp952,72 miliar, naik dibandingkan dengan Rp727,69 miliar pada akhir tahun 2023 dan ekuitas sebesar Rp1,29 triliun dibandingkan Rp1,12 triliun pada akhir2023.
Rasio utang bersih terhadap ekuitas pada 12M24 berada pada level 0,73x, sedikit lebih tinggi dibandingkan level tahun 2023 sebesar 0,65x. Hal ini terjadi karena strategi alokasi modal yang baik dengan neraca yang sehat dalam berbagai investasi sarana dan prasarana produksi.