JAKARTA – Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menduga data nilai tukar (kurs) rupiah sebesar Rp8.170,65 per dolar Amerika Serikat (AS) pada tampilan Google merupakan serangan peretas (hacker).
Pada penutupan perdagangan Jumat (31/1), nilai tukar rupiah berada pada level Rp16.305 per dolar AS, jauh di atas nilai tukar yang tercantum di Google pada Sabtu sore.
Dalam keterangannya kepada ANTARA di Jakarta (1/2), Sabtu, Ibrahim berpendapat para peretas mempermainkan nilai tukar rupiah sebagai ekspresi kekecewaan mereka.
Asumsi itu mempertimbangkan target Presiden Prabowo Subianto yang ingin mengejar pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
Menurut Ibrahim, data kurs rupiah pada Google itu adalah cara peretas menunjukkan bahwa rupiah bisa bernilai Rp8.000 jika pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 mencapai 8 persen.
Padahal, terdapat perbedaan prediksi dari berbagai pihak. Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya di kisaran 4,8 persen-5,1 persen, sedangkan Kementerian Keuangan memproyeksikan 5,2 persen.