Begitu juga dengan posisinya sebagai dosen di Universitas Andalas akan diproses pengajuan cuti di luar tanggungan negara.
Dengan melepas semua jabatan itu, Saldi Isra mengaku akan berkonsentrasi sebagai Hakim Konstitusi.
Menurut dia, posisinya sebagai Hakim Konstitusi perlu perhatian total, karena dirinya menganggap tahun 2019 akan menjadi periode yang krusial. “Menuju tahun 2019, semua Hakim Konstitusi dan semua komponen, baik di Sekretariat Jenderal, maupun di Kepaniteraan, harus memiliki komitmen yang sama, sehingga menjelang Pemilu 2019, tingkat kepercayaan publik terhadap Mahkamah Konstitusi bisa pulih seperti sedia kala,” tegas Saldi.
Menurut Saldi, yang paling penting sekarang adalah membangkitkan semangat baru untuk memulihkan posisi Mahkamah Konstitusi (MK) kepada posisi yang dulu pernah dicapai. “Jadi ini harus menjadi kebutuhan kolektif dan keinginan kolektif di MK,” ujar Saldi.
Walaupun tercatat sebagai hakim paling muda dibanding 9 hakim lainnya, Saldi Isra meyakini, usia tidak akan menjadi hambatan. Pasalnya, para Hakim Konstitusi yang ada sekarang merupakan komunitas yang tidak asing karena sudah dikenalnya dengan baik. “Saya percaya Hakim MK menyambut hangat kedatangan saya di MK, dan itu menjadi modal awal saya untuk bekerja bersama 9 hakim lainnya untuk memulai tantangan baru di MK,” jelas Saldi
Komentari tentang post ini