JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat milai impor Indonesia Maret 2024 mencapai US$17,96 miliar, turun 2,60 persen dibandingkan Februari 2024 atau turun 12,76 persen dibandingkan Maret 2023.
Dari sepuluh golongan barang utama nonmigas Maret 2024, mesin/peralatan mekanis dan bagiannya mengalami penurunan terbesar senilai US$473,0 juta (17,18 persen) dibandingkan Februari 2024.
Sementara peningkatan terbesar adalah serealia senilai US$182,2 juta (25,97 persen).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Maret 2024 adalah Tiongkok US$16,44 miliar (35,83 persen); Jepang US$3,30 miliar (7,19 persen); dan Thailand US$2,70 miliar (5,88 persen).
Dia menambahkan impor migas Maret 2024 senilai US$3,33 miliar, naik 11,64 persen dibandingkan Februari 2024 atau naik 10,34 persen dibandingkan Maret 2023.
mpor nonmigas Maret 2024 senilai US$14,63 miliar, turun 5,34 persen dibandingkan Februari 2024 atau turun 16,72 persen dibandingkan Maret 2023.
Impor nonmigas dari ASEAN US$8,30 miliar (18,09 persen) dan Uni Eropa US$2,79 miliar (6,08 persen).
Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari–Maret 2024 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi penurunan pada golongan bahan baku/ penolong US$821,0 juta (2,01 persen).
Sementara golongan barang konsumsi dan barang modal naik US$760,4 juta (16,11 persen) dan US$6,2 juta (0,07 persen).
Neraca perdagangan Indonesia Maret 2024 mengalami surplus US$4,47 miliar terutama berasal dari sektor nonmigas US$6,51 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$2,04 miliar.
Komentari tentang post ini