SURAKARTA-Ketua Pelaksana Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa) AM Putut Prabantoro memperkirakan Indonesia hanya membutuhkan waktu 2-3 tahun untuk mewujudkan Poros Ekonomi Indonesia Tengah (PEIT) yang diawali dengan membangun PLTD dan PLTG di Kalimantan sebagai buffer.
Skala pembangunan PLTG harus semakin besar mengingat sebagian besar BBM saat ini berasal dari impor, sedangkan sumber gas di Kalimantan masih sangat besar. PLTG ini akan menjadi “jalan pembuka” atau “pecah telor” sebelum PLTU Mulut Tambang dan PLTA terwujud yang nantinya akan menjadi sumber energi listrik di seluruh Wilayah Ekonomi Indonesia Tengah. Wilayah yang masuk dalam PEIT adalah Kalimantan, Jawa Tengah sampai dengan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Demikian ditegaskan AM Putut Prabantoro, yang menggagas sistem ekonomi baru Indonesia Raya Incorporated (IRI) disela-sela Focus Group Discsussion (FGD) yang diadakan LPPM Universitas Sebelas Maret (UNS), Senin (29/5).
Menurut Putut, MOU antara Pemerintah Kalteng dan Jateng pada 24 September 2014 harus dilihat secara komprehensif. Ini tidak hanya sekedar menarik kabel di bawah laut dari Kalteng ke Jawa Tengah sejauh 300 km, tetapi harus dilihat sebagai terbangunnya wilayah ekonomi secara terintegrasi yang kemudian menjadi Poros Ekonomi Indonesia Tengah.