Hanya saja, menurut Putut, pembangunan PLTU Mulut Tambang memakan waktu lama setidaknya 5 (lima) tahun. Untuk mempercepat proses pembangunan perlu dibangun pembangkit listrik dengan sumber energi yang sudah ada dan akan bertindak sebagai buffer.
Diperkirakan pembangkit listrik buffer ini hanya membutuhkan 2 – 3 tahun.
“Starting waktu yang sama dengan pembangunan pembangkit listrik buffer, secara paralel akan dibangun PLTU Mulut Tambang, PLTA, kawasan industri berbasis gas berikut sarana dan prasarana yang menunjangnya seperti jalan raya, telekomunikasi, jasa dll,” ujar Putut yang mantan Penasehat Ahli Kepala BP Migas.
Tahap selanjutnya adalah, dibangunnya konektivitas dan pembangkit listrik terintegrasi seluruh Kalimantan dan Jawa Tengah. Kawasan industri Jawa Tengah sampai NTT akhirnya terintegrasi sebagai satu poros bersama Kalimantan. Dan pembangunan kawasan industri baru Jawa Tengah dilakukan dengan memperkirakan suplai listrik dari Kalimantan terwujud. Dengan demikian, PIET akan bangkit secara bersamaan hingga NTT.