Menurut salah satu Juru bicara PIT, Muhammad Syukur Mandar, pembahasan NKRI tersebut karena sistem ini dinilai telah gagal. Selain itu NKRI dianggap tak mampu mewujudkan kesejahteraan rakyat. “Yang terjadi, ketimpangan sosial, sehingga masyarakat Indonesia timur dipersepsikan sebagai preman, anarkis, dan itu diperkuat dengan symbol John Key, Hercules, Sangaji dan lain-lain,” ujarnya.
NKRI yang sudah 68 tahun ini, sambung Syukur lagi, menganut sistem politik negara yang gagal, karena negara tidak hadir melindungu rakyat. Oleh sebab itu federasi sebagai salah satu alternative pengganti NKRI. “Kalau pun tetap NKRI, maka sistem pengelolaan negara harus diperbaiki,” ujarnya.
Menurut Syukur, federasi justru akan memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah untuk mengelola sumber daya alam (SDA) secara mandiri. Apalagi, SDA di Indoensia Timur sangat potensial dari pertambangan maupun minyak dan gas alamnya. “Dengan penduduk yang kecil, dan kekayaan alam yang melimpah, seharusnya rakyat Indoensia Timur sejahtera, namun yang terjadi adalah kemiskinan. Inilah yang mesti dperbaiki,” ungkapnya.