“Kami menggunakan teknik pembuatan keju tradisional dan susu kambing lokal yang memiliki cita rasa khas karena tergantung dari pakan, iklim dan lingkungan di sekitar peternakan,” terang Ayu.
Bahkan, keju Rosalie juga diolah tanpa bahan pengawet dan pewarna.
Daya tahannya pun beragam, dari tiga hingga delapan bulan tergantung jenis kejunya. Keju Rosalie memiliki beberapa jenis produk, di antaranya Halloumi, Gouda, dan Chevre yang cocok untuk olahan masakan.
Selain itu, Black Pepper Goat, Black & White, dan Milton yang pas untuk dimakan langsung.
Ada pula Grated Cheese yang bisa digunakan untuk bahan adonan kue.
Keju Rosalie kini bisa ditemukan di supermarket. Harganya pun lebih terjangkau dibandingkan produk sejenis yang berasal dari negara lain.
“Keju artisan ini benar-benar inovasi panganan lokal yang kaya nutrisi, tapi sangat terjangkau harganya,” kata Gati.
Hal itu pula yang membuat Rosalie Cheese pantas menyabet penghargaan pada IFI 2020.
Kemenperin berharap semakin banyak industri pangan baru yang mengolah beragam bahan baku lokal menjadi panganan kelas internasional.