“Kerja sama ini juga telah melahirkan berbagai program pendampingan teknis dan fasilitasi standar produksi agar IKM mampu memenuhi kebutuhan pasar internasional yang semakin ketat,” tambahnya.
Sejak pertama kali bekerja sama, Kemenperin dan LPEI telah melaksanakan berbagai program nyata bagi IKM dan sentra IKM.
Berbagai desa produksi di sejumlah daerah mendapatkan pendampingan melalui program Desa Devisa, seperti pendampingan IKM Lada Hitam di Lampung Timur, komoditas sagu dan kopi di Kepulauan Meranti, gula aren di Maros dan Pacitan, serta pengembangan kemiri di Nusa Tenggara Barat.
Selain pendampingan komoditas, peningkatan standar produksi juga dilakukan melalui pembangunan fasilitas dapur bersih dan pemenuhan standar Good Manufacturing Practices seperti CPPOB.
IKM binaan juga terlibat dalam promosi ekspor melalui partisipasi di Trade Expo Indonesia 2022, yang berhasil mendorong perluasan akses pasar internasional bagi IKM yang telah memiliki sertifikasi mutu.
Program peningkatan kemampuan ekspor juga berlangsung melalui pelaksanaan Coaching Program for New Exporters (CPNE), sekaligus dukungan LPEI sebagai fasilitator untuk pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Sentra IKM.
Seluruh rangkaian program ini menunjukkan kontribusi nyata kolaborasi tersebut bagi peningkatan kesiapan ekspor IKM Indonesia.














