JAKARTA –Kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selama empat tahun terakhir ternyata sangat mengkhawatirkan.
Hal ini dipicu oleh penurunan keuntungan atau laba bersih BUMN yang sangat parah.
Direktur Asosiasi Ekonomi dan Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng mencatat laba bersih BUMN menurun sebesar 10 persen.
Menurutnya, penurunan ini memang tidak masuk akal jika melihat perkembangan utang BUMN dalam satu dekade terakhir yang melejit.
Bahkan sekarang banyak BUMN yang bangkrut akibat tidak bisa bayar utang.
Sementara utang utang kemarin diharapkan menghasilkan produktifitas BUMN. Namun apa daya ternyata harus berakhir dengan kebangkrutan.
“Jadi bagaimana memulihkan semua ini?Apakah perlu ada bank ajaib, apakah itu bank nasional atau bank internasional yang bisa diharapkan memulihkan keuangan BUMN ini,” tegasnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, lima tahun terakhir BUMN Indonesia masuk masa sial yakni mengalami keadaan yang lebih buruk dibandingkan kondisi BUMN 10 tahun yang lalu.
Buruknya kondisi BUMN ini diukur dari laba yang diperoleh BUMN tersebut.
Komentari tentang post ini