JAKARTA-Bank Indonesia (BI) menyatakan kebijakan moneter dan makroprudensial akan tetap akomodatif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik dan mengantisipasi ancaman resesi kendati perekonomian Indonesia saat ini masih relatif terjaga.
Dari sisi bauran kebijakan moneter baik suku bunga, likuiditas, dan nilai tukar masih akan akomodatif.
Sedangkan dari bauran kebijakan makroprudensial pun begitu.
“Jadi sekarang, dua ‘pedal’ ini kita injak bersama dalam kondisi kita sekarang melihat perlu untuk mendorong pertumbuhannya,” kata Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo di Jakarta, Selasa, (10/12/2019).
Lebih jauh Dody menambahkan bank sentral tidak hanya mengandalkan kebijakan moneter namun juga menggunakan kebijakan makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar, dan ekonomi syariah, dalam menghadapi gejolak dan tantangan ekonomi global dan domestik.
“Kita di awal 2018 masih menggunakan dua pedal, pedal rem untuk stabilisasi dengan kebijakan moneter ketat dan pedal gas untuk kebijakan akomodatif makroprudensial dan untuk mendorong perekonomian. Di 2019 khususnya di triwulan kedua, dua pedal tadi digunakan untuk akselerasi, untuk akomodatif,” ujar dia.
BI tahun ini sudah menurunkan suku bunga acuannya hingga 100 basis poin.
Saat ini masih ada ruang untuk penurunan suku bunga namun bank sentral sekarang lebih berhati-hati.
“Kita akan lihat seberapa besar risiko ke depan akan muncul dan berpengaruh terhadap pencapaian target atau istilah ekonominya data dependant. Beda dengan dua bulan lalu kita forward guidance, kita katakan kita akan cut suku bunga. Saat ini kita masih ada room tapi sangat data dependant,” kata Dody.
Komentari tentang post ini