JAKARTA-Perkembangan bisnis di dalam dan luar negeri saat ini memperbesar tantangan Indonesia untuk mencapai tujuan elektrifikasinya. Tenggat waktu untuk mengejar target 35.000 MW kapasitas pembangkit listrik baru pada tahun 2020 dikaji kembali akibat dari melemahnya rupiah serta perlambatan investasi.
Walaupun dengan situasi dan kondisi seperti ini, permintaan tenaga listrik masih terus bergulir sejalan dengan kebutuhan listrik negara, demi peningkatan inklusi ekonomi dan sosial dari Sabang hingga Merauke.
Country Director, GE Power Indonesia David Hutagalung mengatakan, tantangan terhadap kebutuhan pembangkit dan transmisi tenaga listrik Indonesia cukup unik, mengingat Negara Indonesia adalah Negara kepulauan, dimana penyebaran populasi penduduk dan tingkat pembangunan belum merata, terlebih di daerah-daerah terpencil.
“Pada saat yang sama, kita semua sepakat bahwa Indonesia membutuhkan infrastruktur listrik demi mencapai tujuan ekonomi dan sosial berkelanjutan negara. Maka tak ada jalan lain bagi kita selain mencari cara yang lebih efisien, lebih terjangkau, lebih dapat diandalkan, dan lebih berkelanjutan dalam pembangkitan tenaga listrik dan mendistribusikannya,” jelasnya saat berbicara dalam acara Media Briefing menyambut acara Hari Listrik Kelistrikan Nasional ke-73 Power Gen-Asia (PGA) yang akan dimulai 18 September mendatang.