Politisi perempuan fraksi PDI Perjuangan itu juga menyoroti kekhawatiran atas keberlanjutan PT Pindad dalam jangka panjang.
Menurutnya, industri strategis nasional harus memikirkan roadmap masa depan yang aman secara bisnis dan ramah lingkungan.
“Pindad ini aset bangsa. Kita harus memastikan industri sebesar itu tidak hanya bertahan hari ini, tapi juga mampu bersaing 20–30 tahun mendatang,” ujarnya.
Ia mengingatkan bahwa keputusan strategis hari ini akan menentukan lingkungan hidup generasi mendatang. Karena itu, industri harus mulai memperhitungkan dampak ekologis secara serius.
Ia juga menyoroti pergeseran prioritas lahan dari industri dan sektor strategis lainnya ke perkebunan sawit.
Ia menilai tren alih fungsi lahan ini bisa mengancam kedaulatan pangan, keberlanjutan ekologi, dan peluang industri masa depan.
“Kalau semua lahan diprioritaskan untuk sawit, kita kehilangan ruang bagi inovasi industri baru. Kita harus seimbang: ekonomi jalan, tapi lingkungan dan masa depan generasi kita tetap terlindungi,” paparnya.
Dengan tantangan tata ruang, kebutuhan energi, dan perubahan iklim global, menegaskan bahwa inovasi teknologi hijau adalah jalan paling rasional untuk membawa Indonesia menuju ekonomi yang berdaya saing tinggi tanpa merusak lingkungan.















