Sebagai perusahaan galangan kapal, PT PAL tidak kesulitan membangun kapal pembangkit tersebut. Hanya saja, ada teknologi yang harus mereka persiapkan. Maka itu, PAL mesti menggandeng mitra yang berpengalaman. “Kapal yang diproduksi nanti tak hanya untuk pasar dalam negeri, tapi juga ekspor,” jelasnya.
Firmansyah menjelaskan, permintaan kapal pembangkit terbilang tinggi, termasuk di Asia Tenggara, Afrika dan Eropa.
Untuk merealisasikan proyek kapal pembangkit listrik berkapasitas 5.000 MW, Firmansyah berharap bisa rampung dalam 7 tahun.
Adapun kapal hasil produksi diharapkan bisa diserap di dalam negeri atau ekspor Untuk pasar domestik, kapal pembangkit PAL cocok untuk wilayah terluar atau kepulauan.
Adapun dari sisi pangsa pasar, kapal pembangkit milik PAL bisa untuk PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Agar proses pembangunan kapal segera rampung, Firmansyah bilang ada opsi joint venture dengan perusahaan berkompeten.
Soal produksi Firmansyah bilang, tak ada kendala yang berarti. Meski bahan baku impor 70%, pasokan bahan bakunya terbilang lancar. “Untuk senjata dan teknologi, kami dibantu oleh BUMN lain,” kata Firmansyah. ***