“Tantangannya adalah bagaimana membuat kualitas produk memiliki nilai tambah, menjadi produk berstandardisasi. Disitulah kemudian yang menentukan pasarnya kemana,” kata Mas Purnomo Hadi.
Keempat,masalah permodalan dimana hal ini menjadi penting ketika proses produksi dan pemasaran membutuhkan pendanaan.
“Di Jatim kami menyiapkan berbagai skim pembiayaan seperti KUR (Kredit Usaha Rakyat) dari Bank Himbara, Bank Jatim maupun LPDB-KUMKM. Juga saya mencoba manfaatkan dana CSR dari BUMN dan BUMD,” jelas KadiskopUKM Jatim.
Kelima adalah pemasaran, dimana hal ini menjaid ujung tombak dari sebuah proses produksi.
“Kalau semua sudah dipenuhi, maka produk ini dikemanakan?T entunya kita pasarkan ke konsumen, baik melalui pasar offline maupun online atau marketplace. Kami juga memfasilitasi UMKM Jatim untuk bisa memasarkan produknya di 26 kantor perwakilan Jatim di berbagai daerah di tanah air,” pungkasnya.