JAKARTA – PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) melaporkan bahwa perseroan akan segera merealisasikan kebijakan dividen, setelah pada Tahun Buku 2023 mampu mencatatkan perbaikan kinerja keuangan.
Menurut Direktur Operasional SBMA, Iwan Sanyoto dalam keterangan resmi yang dilansir di Jakarta, Senin (20/5), Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar Jumat, 17 Mei 2024 menyetujui usulan pembagian dividen Rp1,1 miliar yang dananya bersumber dari laba bersih Tahun Buku 2023.
Pada tahun lalu, SBMA berhasil membukukan laba bersih Rp4,73 miliar atau bertumbuh 5,58 persen dibandingkan dengan setahun sebelumnya yang sebesar Rp4,48 miliar.
Iwan menyampaikan, peningkatan penjualan SBMA di 2023 didorong oleh realisasi operasional pabrik baru pada Juni 2023, yang dampak positifnya mulai terasa pada akhir 2023.
“Dengan penjualan yang semakin naik, biaya produksi kami juga menurun. Sehingga, kami optimistis kinerja SBMA akan terus membaik,” ujar Iwan.
Pada Kuartal I-2024, SBMA mencatatkan laba bersih Rp2,2 miliar atau melambung 123 persen dibandingkan dengan pencapaian di Kuartal I-2023 yang senilai Rp903,76 juta.
Dengan demikian, laba per saham di kuartal pertama tahun ini menjadi Rp2,17 atau lebih tinggi dibandingkan pada Kuartal I-2023 yang senilai Rp0,97 per saham.
Iwan menyatakan, peningkatan laba bersih SBMA itu terkatrol oleh pendapatan usaha di Kuartal I-2024 yang mencapai Rp28,89 miliar atau bertumbuh 9,02 persen dibandingkan dengan perolehan di Kuartal I-2023 yang sebesar Rp26,5 miliar.
Penjualan produk acetylene senilai Rp8,69 menjadi kontributor terbesar terhadap total pendapatan usaha SBMA di selama tiga bulan pertama tahun ini.
Selanjutnya diikuti oleh penjualan oksigen senilai Rp6,65 miliar, argon Rp5,81 miliar dan produk lainnya menyumbang Rp3,91 miliar.
Pertumbuhan laba bersih SBMA di kuartal pertama tahun ini juga tidak terlepas dari kemampuan SBMA dalam mengendalikan beban pokok pendapatan yang tetap stabil di angka Rp15,53 miliar atau relatif setara dengan Kuartal I-2023 yang sebesar Rp15,08 miliar.
Dengan demikian, laba bruto di Kuartal I-2024 menjadi Rp13,53 miliar atau meningkat 18,45 persen (year-on-year).
Pada sisi balance sheet, total aset SBMA per 31 Maret 2024 tercatat Rp283,45 miliar atau bertumbuh 2,63 persen dari Rp276,17 miliar pada 31 Desember 2023.
Peningkatan hingga akhir Kuartal I-2024 ini didukung oleh jumlah ekuitas sebesar Rp217,46 miliar dan liabilitas senilai Rp65,98 miliar.
Lebih lanjut Iwan mengatakan, sejumlah ini pangsa pasar SBMA sangat luas dan banyak ceruk pasar yang belum dioptimalkan. Pabrik perseroan mempunyai kapasitas terpasang yang masih bisa ditingkatkan lagi pada tahun ini.
“Investasi pabrik ini benar-benar bisa lebih dari 100 persen dari desain kapasitas. Itu sesuatu yang menggembirakan dengan performa yang bagus dan lebih ekonomis, sehingga biaya produksi kami juga turun. Sehingga, SBMA lebih ringan untuk lari bersaing dengan kompetitor. Hal ini membuat SBMA optimistis bahwa pendapatan atau omzet kam akan semakin naik terus,” papar Iwan.
Komentari tentang post ini