Dari sektor mining, ungkap Iwan, ada beberapa kontraktor besar di Pulau Kalimantan yang sudah di atas 80 persen dipegang SBMA. Pada sektor rumah sakit akan terus dinaikkan lagi dalam bentuk produk likuid dan bidang petrokimia masih terdapat ceruk yang besar.
“Apalagi saat ini di Kalimantan banyak proyek baru, seperti smelter dan kompleks industri baru di Kalimantan Utara. Sedangkan untuk IKN akan menjadi magnet baru di Indonesia yang sangat dekat dengan Balikpapan, kebetulan head office kami ada di Balikpapan, sehingga semakin menjadi katalis yang bagus untuk SBMA,” papar Iwan.
Dia mengatakan, saat ini SBMA maupun industri migas juga sedang menghadapi tantangan terkait fluktuasi harga minyak dunia, perubahan regulasi pemerintah mengenai lingkungan dan persaingan yang ketat.
Ke depan, lanjut dia, SBMA berkomitmen meningkatkan efisiensi operasional dan inovasi produk untuk dapat mempertahankan pertumbuhan positif. Selain itu, perseroan juga akan mengadopsi praktik-praktik keberlanjutan dalam aktivitas operasional.
Komentari tentang post ini