Pola penyebaran virus PMK pada hewan ternak ini, kata Prof Fedik, dapat terjadi melalui kontak tidak langsung dari hewan yang sakit ke hewan yang sehat.
Interaksi ini dapat terjadi pada peternak yang merawat sapi sakit dan menularkannya ke sapi yang sehat.
“Pada musim hujan kotoran sapi rata rata akan terbawa hujan dan mengalir melalui aliran sungai sampai ke daerah lain. Air yang telah terkontaminasi ini dapat menjadi media bagi penyebaran PMK. Aktivitas jual beli ternak juga dapat meningkatkan risiko penyebaran infeksi ke berbagai daerah,” ungkapnya.
Kebersihan kandang yang kurang baik juga dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi penyebaran virus PMK.
Selain itu, rendahnya tingkat vaksinasi ternak juga menyebabkan turunnya imunitas ternak sehingga dapat meningkatkan risiko penyebaran virus karena imunitas ternak terhadap virus yang lemah.
Di Jawa Timur, kasus PMK kembali merebak dan berdasarkan laporan dari Dinas Peternakan Jatim, peningkatan kasus PMK mencapai 800 kasus pada pertengahan hingga akhir desember 2024.