Setiap tahun, lanjut dia, sejak 2020 WAP meluncurkan The Pecking Order (TPO) untuk mengevaluasi merek-merek perusahaan makanan cepat saji ikonik dalam pendekatan yang terkait penanganan kesejahteraan ayam dalam rantai pasokan dagingnya.
“KFC Indonesia termasuk dalam perusahaan yang berada pada peringkat ke-6 (sangat buruk) pada target mereka dan tidak membuat kemajuan untuk mewujudkan komitmen terhadap kesejahteraan ayam sejak peluncuran TPO pertama di 2019,” ujar Rully.
Dia menyampaikan, hasil riset menyebutkan bahwa tidak kurang dari 60 miliar ayam di dunia menderita di tangan perusahaan makanan cepat saji yang menolak untuk menganggap serius kesejahteraan ayam dalam rantai pasokan.
“Ayam hidup berdesakan di pabrik peternakan dengan sedikit atau tanpa lingkungan yang sehat. Ayam broiler dihasilkan dari seleksi genetika yang membuat mereka tumbuh besar dengan cepat, sekitar 27 sampai 30 hari. Ini memberikan tekanan besar pada jantung, paru-paru dan kaki ayam dan membatasinya untuk berperilaku alami,” tutur Rully.